Oleh Jojo tentang Mimi
Sembilan tahun bukan waktu yang singkat, kupikir Mimi hanya perempuan biasa seperti yang lainnya. Tapi saat menuju gelarku berikutnya, aku melihatnya dengan cara berbeda. Bagiku cinta bukan sekadar indah dalam pandangan tapi juga kompak dalam tujuan. Aku melihat dia sebagai satu-satunya yang menjadi pembanding pikiran dan layak untuk diperjuangkan. Mimi sejak itu menjadi motivasi, menjadi langkah baru dalam hidup ini. Wanita yang luar biasa menerimaku tanpa melihat celah yang lalu, wanita pertama yang berani kuajak ke rumah dengan status sebagai calon penyempurna agama. Tuhan kirimkan dia untuk jadikanku lebih besar dari sebelumnya, jadikan dia sebagai pendampingku selamanya dan pastinya aku ingin menua bersamanya selamanya.
Oleh Mimi tentang Jojo
Sembilan tahun silam adalah pertama kali aku bertemu dengannya. Dalam warna-warni masa remaja yang menggemaskan—seorang kakak pikirku kala itu. Sembilan tahun dengan transformasi yang tidak terduga, kini ia menjelma sebagai lelaki yang menawarkan genggaman hangat tangannya untuk hari-hariku kedepan. Bukankah kata orang-orang “cinta datang karena terbiasa?” tapi bagiku ia tidak sekadar itu, karena hatilah yang memilih jatuh kepadanya. Aku belajar mendalami isi pikirannya, hingga melihat bagaimana rasa itu tumbuh dalam balutan rindu yang gemercik hingga menggebu. Dia bukan wujud kesempurnaan, tapi ia memberiku rasa percaya, menunjukkan bentuk kedewasaan dan kesabaran. Kadang ia membuatku terpana dengan kata-katanya dan kegigihannya.